Napak
Tilas, Nabi Muhammad, Idola Dunia Akhirat
Khutbah Jumát 15 Oktober 2021 di Masjid Raya Baiturrahman.
Oleh: TGK MUHAMMAD FAISAL, Pimpinan Dayah Darul Ihsan Abu Hasan Krueng Kalee
Tgk Muhammad Faisal, Ketika Khutbah Jum'at di Mesjid Raya Baiturrahman, Banda Aceh, Jumát 15 Oktober 2021 |
Saat
ini kita berada di bulan Rabiúl Awwal 1443 H. Mengingatkan kita pada hari-hari
yang penuh keberkahan, hari-hari dimana kita mencium semerbak harumnya
kelahiran Nabi Muhammad SAW, hari dimana terjadi perubahan besar bagi seluruh
makhluk. Perubahan dan keberkahan itu sangat terasa setelah kelahiran Beliau
bahkan sudah mulai terasa semenjak Beliau berada dalam kandungan ibunya.
Kelahiran Nabi SAW betapa agungnya, bagaikan lautan yang tiada bertepi.
Mudah-mudahan kita bisa mengambil banyak pelajaran dari samudera kehidupan
baginda Nabi SAW.
Allah
SWT telah menyampaikan kepada para Nabi dan Rasul-Nya bahwa Nabi Muhammad SAW
diutus sebagai penutup para Nabi dan Rasul. Allah SWT kumpulkan mereka ketika
mereka masih dalam tulang sulbi, seraya berkata: Wahai para Nabi dan Rasul-Ku,
apabila Muhammad diutus saat kalian masih hidup, maka berimanlah kalian padanya
dan serulah umat-umat kalian untuk beriman kepadanya. Hal ini disebut dalam
Al-Qur'an surat Ali imran ayat 81 :
وَإِذْ
أَخَذَ اللَّهُ مِيثَاقَ النَّبِيِّينَ لَمَا آتَيْتُكُمْ مِنْ كِتَابٍ وَحِكْمَةٍ
ثُمَّ جَاءَكُمْ رَسُولٌ مُصَدِّقٌ لِمَا مَعَكُمْ لَتُؤْمِنُنَّ بِهِ
وَلَتَنْصُرُنَّهُ ۚ قَالَ أَأَقْرَرْتُمْ وَأَخَذْتُمْ عَلَىٰ ذَٰلِكُمْ إِصْرِي
ۖ قَالُوا أَقْرَرْنَا ۚ قَالَ فَاشْهَدُوا وَأَنَا مَعَكُمْ مِنَ الشَّاهِدِينَ
Dan
(ingatlah), ketika Allah mengambil perjanjian dari para nabi: "Sungguh,
apa saja yang Aku berikan kepadamu berupa kitab dan hikmah kemudian datang
kepadamu seorang rasul yang membenarkan apa yang ada padamu, niscaya kamu akan
sungguh-sungguh beriman kepadanya dan menolongnya". Allah berfirman:
"Apakah kamu mengakui dan menerima perjanjian-Ku terhadap yang demikian
itu?" Mereka menjawab: "Kami mengakui". Allah berfirman:
"Kalau begitu saksikanlah (hai para nabi) dan Aku menjadi saksi (pula)
bersama kamu".
Klik disini, Untuk Menonton Secara Langsung
Rasulullah
SAW sebelum dilahirkan telah memiliki kedudukan yang mulia di sisi Allah SWT.
Nama Beliau telah tercatat di dalam kitab-kitab yang diturunkan kepada para
Nabi terdahulu. Sifat beliau pun telah ma'ruf, sampai-sampai di zaman jahiliyah
ada 15 orang yang diberi nama dengan nama Muhammad. Karena setiap orang tua
kala itu sangat berkeinginan yang akan menjadi nabi terakhir adalah anaknya.
Ke-15 orang yang bernama Muhammad ini, semuanya meninggal sebelum lahir Nabi
Muhammad SAW kecuali hanya 1 orang yang sempat hidup dan bertemu dengan Nabi
Muhammad SAW. Namanya adalah Muhammad bin 'adiy, ia berjumpa dengan Rasulullah
SAW dan beriman kepada Beliau. Nabi Muhammad SAW sudah dikenal pada masa
jahiliyah sedangkan Beliau belum lahir.
Rasulullah SAW berkata:
كنت
نبيا وآدم بين الماء والطين
Aku telah diangkat menjadi nabi sementara Adam masih berada antara air dan tanah. Dalam
riwayat lain:
كنت
نبيا وإن آدم لمنجدل في طينته
hadis diriwayatkan oleh imam Al-Hakim: Aku
telah diangkat menjadi nabi, sementara Adam benar-benar masih berupa tanah liat
(waktu itu).
Ketika
Aminah mengandung Nabi Muhammad SAW, beliau bermimpi seakan keluar cahaya dari
dirinya menyinari istana-istana di negeri Syam. Dan di dalam hadis shahih yang
lain, diriwayatkan oleh imam Al-hakim dalam mustdraknya dan disepakati oleh
imam ad dzahabi Rasulullah SAW berkata :
أنا دعوة أبي إبراهيم ، وبشرى
عيسى ، ورأت أمي حين حملت بي كأنه خرج منها نور أضاءت له قصور بصرى
من
أرض الشام
“(Aku
adalah hasil) doa ayahku (Nabi) Ibrahim dan kabar gembira (Nabi) Isa. Dan ibuku
bermimpi ketika beliau mengandungku, seakan keluar cahaya darinya menyinari
istana Bushra di negeri Syam.”
Rasulullah
SAW pun sudah membawa keberkahan ketika beliau masih berada dalam masa
menyusui. Ketika itu beliau disusui oleh halimah assa'diyyah dan menetap
bersamanya beberapa waktu, hingga Allah SWT menurunkan keberkahan dan kebaikan
kepada Halimatus sa'diyyah dengan hal-hal yang tak terduga. Halimatus sa'diyyah
hidup dalam serba kecukupan dan keberkahan dengan kehadiran Rasulullah yang
pada masa itu beliau masih berada dalam masa menyusui. Ketika Halimatus
sa'diyyah melihat keberkahan-keberkahan yang didapatkan karena ia menyusui Nabi
Muhammad SAW, ia pun mendatangi Aminah meminta izin berulang kali agar nabi
Muhammad bisa menetap lebih lama bersama bani Sa'ad supaya beliau tumbuh dan
berbahasa Arab dengan fasih bersama mereka dan juga supaya beliau tumbuh dalam
ketangkasan dan kesabaran layaknya seorang pemuda. Setelah halimah meminta
berulang kali akhirnya Aminah pun setuju.
Nabi
Muhammad kemudian hidup bersama halimah di bani Sa'ad hingga terjadi sebuah
peristiwa yaitu pembelahan dada nabi. Ketika itu datang anak halimah kepadanya
dan berkata : wahai ibu, tolong lihat saudara quraisy ku. Halimah berkata : ada
apa nak? Anak tersebut menjawab: aku melihat 2 orang laki-laki mengenakan
pakaian putih, menidurkan Muhammad dan membelah dadanya kemudian mengeluarkan
hatinya lalu mencucinya. Halimah berkata: apa betul engkau melihat itu nak?
Anaknya menjawab: iya. Maka Halimah berpikir bahwa yang melakukan itu kepada
nabi adalah syaithan dan ia memutuskan untuk mengembalikan nabi Muhammad kepada
ibunya aminah. Maka halimah datang kepada aminah dan meminta aminah untuk
mengambil kembali nabi Muhammad SAW, Aminah pun berkata ada apa dengan mu wahai
halimah? Sebelumnya engkau memaksa supaya Muhammad menetap denganmu, sekarang
engkau memaksa supaya aku mengambil kembali Muhammad. Halimahpun kemudian
bercerita apa yang telah terjadi. Aminah kemudian berkata apakah engkau takut
yang melakukan hal tersebut adalah syaitan? Ketahuilah wahai halimah tidak ada
jalan bagi syaitan terhadap anakku. Aku akan ceritakan padamu hari ini apa yang
tidak pernah aku ceritakan pada orang lain sebelumnya. Halimah menjawab :
ceritakanlah. Wahai halimah aku telah mengandung Muhammad, dan selama
mengandung aku tidak merasakan sedikitpun rasa lemah dan sakit sebagaimana yang
dirasakan oleh orang hamil pada umumnya. Dan ketika sedang mengandungnya aku
bermimpi melihat cahaya yang menerangi antara timur dan barat. Dan ketika aku
melahirkankannya posisinya terlungkup lalu ia mengangkat kepalanya ke atas,
maka tampaklah wajahnya bercahaya bagaikan bulan purnama. Engkau tidak perlu
khawatir wahai halimah.
Nabi SAW telah dimuliakan oleh Allah
SWT jauh sebelum Al Qur'an diturunkan kepadanya bahkan sebelum kelahirannya.
Allah SWT telah memilihnya bahkan memilih nasabya hingga kepada nabi adam
alaihi salam. Beliau berkata:
أنا خيار من
خيار من خيار
Aku adalah orang pilihan, anak dari
orang pilihan, keturunan orang pilihan.
أنا أكرمكم و
أتقاكم و أعلمكم بالله
Aku adalah orang yang paling mulia,
paling taqwa dan paling mengenal Allah SWT.
Dalam hadis yang diriwayatkan oleh
imam Muslim :
إِنِّي
لَأَعْرِفُ حَجَرًا بِمَكَّةَ كَانَ يُسَلِّمُ عَلَيَّ قَبْلَ أَنْ أُبْعَثَ
إِنِّي لَأَعْرِفُهُ الْآنَ.
"Saya benar-benar mengetahui ada
sebongkah batu di Makkah yang waktu dulu dia mengucapkan salam kepadaku sebelum
aku diutus. Sungguh saya benar-benar mengetahuinya sekarang"
Jauh
sebelum turun Wahyu, sebelum diturunkan kepada beliau al Qur'an, beliau telah
dimuliakan oleh Allah, ketika beliau berjalan di kota mekkah, batu dan pohon
mengucapkan salam kepada beliau.
Rasulullah
SAW diberikan kemuliaan oleh Allah SWT dengan kemuliaan yang tidak diberikan
kepada nabi lain sebelumnya, maka cukuplah Al Qur'an yang menjadi mukjizat yang
paling mulia. Al-Qur'an menjadi mukjizat yang abadi bagi Nabi Muhammad SAW.
Sedangkan mukjizat nabi-nabi yang lain sudah berakhir dengan wafatnya nabi
tersebut.
Contohnya Nabi musa alaihi salam
kaumnya sangat mahir dalam sihir, maka Allah memberikan mukjizat kepada nabi
Musa sesuatu yang bukan sihir. Karena sihir merupakan sesuatu yang bersifat
khayalan, tipuan, membalikkan kenyataan. Sedangkan qudrah Allah tidak demikian.
Namun beliau diberikan mukjizat yang melampaui sihir-sihir kaumnya. Allah
menceritakan:
قَالَ بَلْ
اَلْقُوْاۚ فَاِذَا حِبَالُهُمْ وَعِصِيُّهُمْ
Musa
berkata, “Silakan kamu lempar!” Maka tiba-tiba tali-tali dan tongkat-tongkat
mereka dilemparkan. Apa yang terjadi setelah tali dan tongkat-tongkat itu
dilemparkan ? Allah menjelaskan:
يُخَيَّلُ
اِلَيْهِ مِنْ سِحْرِهِمْ اَنَّهَا تَسْعٰى
Dibayangkan
dalam pikiran Nabi Musa seakan-akan ia merayap cepat, karena sihir mereka.
Padahal tongkat-tongkat tersebut tidak dapat merayap. Allah berfirman di dalam surat
al-a’raf 116:
سَحَرُوْٓا
اَعْيُنَ النَّاسِ وَاسْتَرْهَبُوْهُمْ
mereka
menyihir mata orang banyak dan menjadikan orang banyak itu takut. Namun, saat
Nabi Musa melemparkan tongkatnya, maka yang terlihat adalah ular-ular asli.
Hingga kemudian tukang sihir Fir'aun pun bersujud dan beriman pada kenabian
musa. Sebagaimana yang dijelaskan dalam surat As-syu'ara ayat 46-48
فَأُلْقِيَ
السَّحَرَةُ سَاجِدِينَ
(Maka
tersungkurlah ahli-ahli sihir sambil bersujud) kepada Allah.
قَالُوا
آمَنَّا بِرَبِّ الْعَالَمِينَ
(Mereka
berkata, "Kami beriman kepada Rabb semesta alam).
رَبِّ
مُوسَىٰ وَهَارُونَ
(Yaitu
Rabb Musa dan Harun")
karena
mereka mengetahui, bahwa apa yang mereka saksikan dari tongkat Nabi Musa itu
bukanlah sihir sebagaimana perbuatan mereka. Dan mukjizat inipun berakhir
dengan wafatnya nabi Musa.
Nabi
Isa 'alaihis salam, mukjizat beliau menghidupkan orang yang mati. Dalam Al
Qur'an disebutkan :
وَيَسْأَلُونَكَ
عَنِ الرُّوحِ ۖ قُلِ الرُّوحُ مِنْ أَمْرِ رَبِّي وَمَا أُوتِيتُمْ مِنَ
الْعِلْمِ إِلَّا قَلِيلًا
Dan
mereka bertanya kepadamu tentang roh. Katakanlah: "Roh itu termasuk urusan
Tuhan-ku, dan tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit".
Ruh
itu urusan Allah, nabi isa tidak menghidupkan orang mati melaikan dengan izin
Allah. Dan mukjizat itupun terputus setelah nabi isa wafat.
Abu
Nu’aim dalam addalailun nubuwwah, dan al bayhaqy serta as suyuthy dalam
al-khshaish menceritakan, hadis yang diriwayatkan oleh Sayyidina Umar ibnul
Khaththab: Ketika Rasulullah sedang duduk bersama para sahabat, datang seorang
arab badui dari qabilah bani salim, yang baru saja membunuh seekor ضب (kadal), hewan yang hidup di padang pasir
hamper mirip dengan kelinci. Lalu kadal itu disembunyikan dalam lengan bajunya.
Lalu dengan angkuhnya ia berjalan di depan para sahabat sampai tiba di hadapan
Rasulullah. Lalu ia berkata: Ya Muhammad, demi latta dan ‘uzza, aku tidak punya
kebencian kepada seluruh makhluk lebih besar dari kebencian terhadapmu. Engkau
orang yang paling kubenci. Andaikan kaumku tidak menyebutku orang yang suka
tergesa, sungguh aku telah membunuhmu. Maka berdirilah Sayyidina Umar, dan
mengeluarkan pedangnya sambal berkata kepada Rasulullah: Ya Rasulullah, biarkan
aku penggal lehernya. Nabi menjawab: اصبر يا عمر
sabarlah wahai Umar. أما علمت أن الحليم كاد أن يكون
نبيا ؟ , tidakkah engkau ketahui bahwa orang yang lembut hampir menyamai
martabat nabi ? Umar pun duduk kembali. Lalu Nabi mendekati arab badui
tersebut, dan bertanya: apa yang menyebabkan kamu membenciku ? Engkau tidak
menghargaiku di depan para sahabatku ? Ia menjawab; Ya Muhammad, demi latta dan
‘uzza, aku tidak akan pernah beriman kepadamu sampai binatang ini mau beriman
kepadamu. Binatang sudah mati. Para sahabat bingung melihat situasi yang
demikian. Sepertinya badui sedang menantang Rasulullah. Nabi diam sejenak, lalu
mengangkat suaranya: wahai binatang. Binatang menjawab dengan lisan arab yang
amat jelas, didengar oleh semua orang yang ada: Labbaika wa sa’dayka ya man
waafa al-qiyamah. Siapa yang engkau sembah wahai binatang ? Binatang menjawab
dengan qudrah Allah,
قال
الإمام أبو القاسم الطبراني رحمه الله في المعجم الأوسط (5996):
حَدَّثَنَا
مُحَمَّدُ بْنُ عَلِيِّ بْنِ الْوَلِيدِ السَّلَمِيُّ الْبَصْرِيُّ قَالَ: ثَنَا
مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ الْأَعْلَى الصَّنْعَانِيُّ قَالَ: نا مُعْتَمِرُ بْنُ
سُلَيْمَانَ قَالَ: نا كَهْمَسُ بْنُ الْحَسَنِ قَالَ: ثَنَا دَاوُدُ بْنُ أَبِي
هِنْدٍ، عَنْ عَامِرٍ الشَّعْبِيِّ قَالَ: نا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ عُمَرَ، عَنْ
أَبِيهِ عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ حَدِيثَ الضَّبِّ : أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى
اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، كَانَ فِي مَحْفَلٍ مِنْ أَصْحَابِهِ، إِذْ جَاءَ
رَجُلٌ أَعْرَابِيٌّ مِنْ بَنِي سُلَيْمٍ قَدْ صَادَ ضَبًّا، وَجَعَلَهُ فِي
كُمِّهِ، فَذَهَبَ بِهِ إِلَى رَحْلِهِ، فَرَأَى جَمَاعَةً، فَقَالَ: عَلَى مَنْ
هَذِهِ الْجَمَاعَةُ؟ فَقَالُوا: عَلَى هَذَا الَّذِي يَزْعُمُ أَنَّهُ نَبِيٌّ،
فَشَقَّ النَّاسَ، ثُمَّ أَقْبَلَ عَلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ، فَقَالَ: يَا مُحَمَّدُ، مَا اشْتَمَلَتِ النِّسَاءُ عَلَى ذِي
لَهْجَةٍ أَكْذَبَ مِنْكَ، وَلَا أَبْغَضَ، وَلَوْلَا أَنْ يُسَمِّينِي قَوْمِي
عَجُولًا لَعَجِلْتُ عَلَيْكَ، فَقَتَلْتُكَ، فَسَرَرْتُ بِقَتْلِكَ النَّاسَ جَمِيعًا.
فَقَالَ
عُمَرُ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، دَعْنِي أَقْتُلْهُ. فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى
اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: (أَمَا عَلِمْتَ أَنَّ الْحَلِيمَ كَادَ أَنْ يَكُونَ
نَبِيًّا؟) .
ثُمَّ
أَقْبَلَ عَلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَقَالَ:
وَاللَّاتِ وَالْعُزَّى لَا آمَنْتُ بِكَ، أَوْ يُؤْمِنَ بِكَ هَذَا الضَّبُّ؟
فَأَخْرَجَ ضَبًّا مِنْ كُمِّهِ، وَطَرَحَهُ بَيْنَ يَدَيْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى
اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَقَالَ: إِنْ آمَنَ بِكَ هَذَا الضَّبُّ آمَنْتُ بِكَ.
فَقَالَ
رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: (يَا ضَبُّ) !!
فَتَكَلَّمَ
الضَّبُّ بِكَلَامٍ عَرَبِيٍّ مُبِينٍ، يَفْهَمُهُ الْقَوْمُ جَمِيعًا: لَبَّيْكَ
وَسَعْدَيْكَ، يَا رَسُولَ رَبِّ الْعَالَمِينَ .
فَقَالَ
لَهُ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: (مَنْ تَعْبُدْ؟) .
قَالَ:
الَّذِي فِي السَّمَاءِ عَرْشُهُ، وَفِي الْأَرْضِ سُلْطَانُهُ، وَفِي الْبَحْرِ
سَبِيلُهُ، وَفِي الْجَنَّةِ رَحْمَتُهُ، وَفِي النَّارِ عَذَابُهُ.
قَالَ:
(فَمَنْ أَنَا، يَا ضَبُّ؟) .
قَالَ:
أَنْتَ رَسُولُ رَبِّ الْعَالَمِينَ، وَخَاتَمُ النَّبِيِّينَ، قَدْ أَفْلَحَ مَنْ
صَدَّقَكَ، وَقَدْ خَابَ مَنْ كَذَّبَكَ.
فَقَالَ
الْأَعْرَابِيُّ: أَشْهَدُ أَنَّ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ، وَأَنَّكَ رَسُولُ
اللَّهِ حَقًّا ...
Akan
tetapi Al-Quran adalah mukjizat nabi Muhammad SAW yang kekal sehingga Allah SWT
mengungkapkan di dalam ayat Alquran dengan lafadh mudhara'ah :
اِنَّ هٰذَا
الْقُرْاٰنَ يَهْدِيْ لِلَّتِيْ هِيَ اَقْوَمُ وَيُبَشِّرُ الْمُؤْمِنِيْنَ
الَّذِيْنَ يَعْمَلُوْنَ الصّٰلِحٰتِ اَنَّ لَهُمْ اَجْرًا كَبِيْرًاۙ
Sungguh,
Al-Qur'an ini memberi petunjuk ke (jalan) yang paling lurus dan memberi kabar
gembira kepada orang mukmin yang mengerjakan kebajikan, bahwa mereka akan
mendapat pahala yang besar.
Kalimat
yahdii merupakan fi'il mudhari' yang menunjukkan kepada hidayah yang terus
berlanjut dan tidak terputus.
Terkadang
menjadi pertanyaan bagi diri kita masing-masing, apakah kita mencintai
Rasulullah SAW, sebagaimana Rasulullah mencintai kita? Telah nampak daripada
Rasulullah SAW rasa cinta yang luar biasa terhadap Ummatnya. Hari ini kita akan
membicarakan dua hal yang pernah Rasulullah lalui dan menunjukkan cintanya
terhadap kita. Yang pertama adalah ketika Rasulullah berada pada posisi manusia
yang paling mulia di dunia. Dan yang kedua adalah ketika Rasulullah berada di
waktu-waktu tersulit yang pernah dilalui di dunia.
Ketika
beliau berada pada posisi manusia paling mulia adalah ketika Allah mengisra'
mi'raj kan beliau ke tempat yang belum pernah dilalui oleh seorang pun dan
tidak akan pernah dilalui oleh seorang pun. Jibril alaihi salam mengatakan
apabila aku melampaui batas ini maka aku akan terbakar wahai Muhammad. Maka
Jibril berdiri di batasannya, kemudian Rasulullah melanjutkan perjalanannya.
Rasulullah berjumpa dengan Allah SWT tanpa ada hijab, Allah SWT berkata kepada
Rasulullah SAW:
Wahai
Muhammad mintalah maka aku kabulkan, kemudian Rasulullah SAW berkata : Ya rabb,
aku tidak minta kepadamu terhadap anakku fathimah, aku juga tidak minta
kepadamu terhadap istriku khatijah, aku juga tidak minta kepadamu terhadap
pamanku Abbas. Tetapi aku hanya memohon kepadamu yaa rabb tentang ummatku,
ummatku. Maka Allah menjawab dengan lisan hal : wahai Muhammad, sesungguhnya
ummatmu adalah ummat yang lemah, Dan aku adalah Rabb yang maha lembut dan
engkau adalah nabi yang mulia. Maka wahai Muhammad engkau mengatakan
ummatku-ummatku, maka aku mengatakan rahmatku-rahmatku. Janganlah engkau
khawatir tentang ummatmu wahai Muhammad.
Dan
di dalam hadis yang cukup panjang yang diriwayatkan oleh imam bukhari dan
muslim tentang syafaat nabi Muhammad SAW :
ثم أخرّ لربي ساجدا فيقول : يا محمد ارفع رأسك و قل يسمع و سل تعطه و اشفع تشفع ، فأقول : يا ربي أمتي ، فيقول : انطلق فمن كان في قلبه مثقال حبة من برة أو شعيرة من أيمان فأخرجه منها
Aku
lalu tersungkur sujud kepada-Nya, lantas Allah berfirman 'Wahai Muhammad,
angkatlah kepalamu, katakanlah engkau akan didengar, mintalah engkau akan
diberi, mintalah keringanan engkau akan diberi keringanan.' Maka aku menghiba
'Wahai tuhanku, umatku-umatku.' Allah menjawab, 'Berangkat dan keluarkanlah dari
neraka siapa saja yang dalam hatinya masih terdapat sebiji gandum keimanan.'
Maka
semua manusia pada waktu itu dengan syafa'at Rasulullah diterima di sisi Allah
SWT.
Inilah
ketika beliau berada pada posisi yang paling mulia, beliau berada pada posisi tertinggi
tapi tidak melupakan kita.
Dan
ketika beliau berada pada kondisi paling sulit dalam hidup, pada detik-detik
sakaratul maut. Ketika malaikat maut datang kepada nabi SAW lalu berkata :
wahai Muhammad Allah mengutus ku kepada mu, dan memberikan dua pilihan jika
engkau inginkan ruhmu aku cabut maka aku akan mencabut nya, jika engkau menolak
maka aku akan meninggalkanmu. Beliau di berikan pilihan mau menghadap rabb
'alamin atau mau tetap hidup di dunia.
Maka
nabi shalallahu alaihi wa salam sejenak terdiam kemudian melihat ke arah Jibril
dan berkata : "Kabarkan kepadaku bagaimana nasib umatku kelak sepeninggal
ku?"
Maka
Jibril menjawab :"Jangan khawatir, wahai Rasulullah, aku pernah mendengar
Allah berfirman kepadaku: 'Kuharamkan surga bagi siapa saja, kecuali umat
Muhammad telah berada di dalamnya.
Inilah
cinta nabi Muhammad SAW kepada ummat. Beliau mengingat ummat baik ketika berada
dalam posisi paling mulia ataupun ketika berada dalam keadaan tersulit di
dunia. Mudah-mudahan kita menjadi orang-orang yang mencintai Rasulullah,
menjadi orang-orang yang selalu mengikuti sunnah-sunnahnya, menjadi orang-orang
yang selalu bershalawat kepadanya. Dan semoga Allah kumpulan kita dibawah
naungan liwaul hamdinya kelak di yaumil qiyamah.
Oleh Tim Redaktur Admin Web