22.41
PENGUMUMAN SELEKSI SANTRI BARU TAHUN 2018
Label:
Santri,
Tsanawiyah,
Tulisan Santri,
Wali Santri,
Yayasan
17.26
Aceh Besar - Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) Dr. KH. Zainul Majdi, MA atau yang lebih dikenal dengan sebutan Tuan Guru Bajang (TGB) dan Tgk. H. Muhammad Yusuf A. Wahab (Tu Sop) akan mengisi tabligh akbar di dayah Darul Ihsan Abu Hasan Krueng Kalee, Siem, Darussalam, Aceh Besar.
Tuan Guru Bajang dan Tu Sop akan isi ceramah maulid akbar Darul Ihsan
Aceh Besar - Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) Dr. KH. Zainul Majdi, MA atau yang lebih dikenal dengan sebutan Tuan Guru Bajang (TGB) dan Tgk. H. Muhammad Yusuf A. Wahab (Tu Sop) akan mengisi tabligh akbar di dayah Darul Ihsan Abu Hasan Krueng Kalee, Siem, Darussalam, Aceh Besar.
Kenduri maulid nabi Muhammad SAW akan dilaksanakan pada Kamis
14 Jumadil Tsani 1439 H/ 1 Maret 2018. Kemudian tabligh akbar bertemakan “Dari santri Aceh untuk Indonesia” ini akan berlangsung pada Jum’at malam (malam Sabtu) setelah Isya di komplek dayah Darul Ihsan.
Diperkirakan akan dihadiri tujuh ribu jama’ah, yang terdiri dari santri,
mahasiswa, berbagai ormas Islam dan
warga dari Aceh Besar dan Banda Aceh.
Informasi dari Ketua Ikatan Alumni Timur Tengah (IKAT) Aceh,
Tgk. M. Fadhil Rahmi, Lc yang menjadi penghubung Tu Sop dan TGB, sebelum
berangkat ke Bireuen pada Sabtu siang, pada hari Jum'at TGB yang juga hafal 30
juz Alquran ini juga akan menjadi Khatib Jum’at di Masjid Raya Baiturrahman
Banda Aceh. Lalu, setelah Jum’at beliau akan mengisi seminar di UIN Ar-Raniry
yang diselenggarakan oleh Fakultas Syari'ah dan Hukum UIN Ar-Raniry.
Tuan Guru Bajang adalah ulama muda yang sukses menjadi
kepala pemerintahan di NTB. Namanya kian harum setelah berhasil raih
capaian-capaian menggembirakan dalam menjalankan roda pemerintahan. Figur
beliau dikenal luas sebagai sosok ulama. [Mustafa Woyla]
Label:
Abu Hasan Krueng Kalee,
Wali Santri,
Yayasan
20.38
4. Pendaftaran ulang mulai tanggal 20-26 Maret 2018, Setiap hari pukul 09.00 s/d 12.30 WIB dan pukul 14.00 s/d 16.00 WIB.
Darul Ihsan kembali buka pendaftaran santri baru
DAYAH DARUL IHSAN ABU HASAN KRUENG KALEE
KEMBALI MEMBUKA KESEMPATAN KEPADA PUTRA-PUTRI ANDA
Informasi lebih lanjut hubungi Contact Person;
Ust Mustafa Woyla 0852 7714 9334
Ust Ataillah 0812 6947 463
Ust Murtadha 0852 9654 7121
Ust Edi Syuhada 0852 6016 5765
Ust Faisal Anwar 0822 7478 1145
Syarat, Waktu Pendaftaran dan Biaya
CARA MENDAFTAR
1. Mengisi Formulir pendaftaran sesuai dengan lengkap.
2. Melampirkan Fotokopi Rapor 3 semester terakhir.
3. Pasfoto 3x4 2 lembar dan 2x3 2 lembar.
4. Mengikuti tes/ujian masuk dengan sempurna.
SYARAT PENDAFTARAN ULANG
Lulus tes/ujian masuk.
Lulus tes/ujian masuk.
Melengkapi berkas adminitrasi sebagai berikut:
a. 3 lembar Fotokopi ijazah terlegalisir
b. 3 lembar Fotokopi SKHUN khusus lulusan MTs/SMP
c. 1 lembar Fotokopi kartu NISN/surat keterangan NISN dari sekolah asal.
d. 2 lembar Fotokopi KK dan KTP Orang Tua/Wali
e. 2 Lembar fotokopi Akte Kelahiran
m Melunasi biaya masuk
m Melunasi biaya masuk
WAKTU PENDAFTARAN DAN TESTING
1. Pengambilan formulir/pendaftaran mulai tanggal 24 Februari s/d 14 Maret 2018.
Setiap hari pukul 09.00 s/d 12.30 WIB dan pukul 14.00 s/d 16.00 WIB.
2. Tes/ujian masuk tanggal 17 Maret 2018
3. Pengumuman kelulusan tanggal 20 Maret 2018.
(Dilihat di Dayah atau Website: darulihsanabuhasan.com)

MATERI UJIAN TULISAN
Pengetahuan agama, Matematika, Ilmu alam dan sosial. Khusus calon siswa Madrasah Aliyah ditambah bahasa Arab dan bahasa Inggris.
![]() |
Zulfa Phonna Juara I Tahfidh 10 Juz di berbagai Event |
Label:
Pendaftaran,
Video Darul Ihsan,
Wali Santri
09.28
Untungkah Aneuk Beut Berdagang Dengan Allah? (Refleksi Hari Santri Nasional)
Untungkah Aneuk Beut Berdagang Dengan Allah?
(Refleksi Hari Santri Nasional)
Meudagang adalah bahasa
Aceh yang sudah mulai tergerus zaman. Sehingga jika ada satu dua orang
menggunakan kata meudagang sudah terasa tidak akrab. Akhir-akhir ini masyarakat
Aceh sudah sering mengunakan kata jak beut (mengaji). Bahkan
sudah mulai ada yang menggunakan kata mondok atau nyantri. Terlepas dari
rupa-rupa kata itu tetap tidak lari dari makna dasarnya yaitu tafaquh fiddin.
Adapun nama tempat meudagang sebelum dan sesudah kemerdekaan ada
bermacam sebutan dan nama menurut
daerah. Antara lain, Zawiyah (Arab), Dayah (Aceh) dan Pesantren (Jawa).
Dalam
ulasan ini penulis mengunakan kata Meudagang ini sebagai bentuk
penyelamatan perbendaharaan kata bahasa Aceh yang hampir punah. Adapun hal
lain yang paling esensial adalah kenapa
kata meudagang itu digunakan dan
dipopulerkan oleh masyarakat Aceh tempo dulu, bukankah itu bersifat
komersial? Kata meudagang itu akar
katanya dagang yang bermakna jual-beli.
Jika demikian adanya, tabukah mengunakan kata itu pada pekerjaan mulia yang
Allah dan rasulNya perintahkan itu?
Secara
ilmu kebahasaan (linguistik) jawabanya tentu tidak, karena endatu orang Aceh
terkenal dengan rumusan Narit Madja-nya yang begitu sarat dengan kandungan
makna dan pesan moral yang tersurat dan tersiratnya dalamnya serta masih
relevan digunakan sampai zaman modern ini.
Allah SWT dengan sangat gamblang mengunakan kata Meudagang (jual-beli)
dalam Al-Qur’an. Di antara bentuk jual
beli yang Allah tawarkan ke orang beriman dalam Al-Qur'an adalah iman dan
jihad. Jika mereka menjualnya kepada Allah, maka Allah akan membelinya dengan
surga.
"Sesungguhnya
Allah telah membeli dari orang-orang mukmin, diri dan harta mereka dengan memberikan
surga untuk mereka……. Maka bergembiralah dengan jual beli yang telah kamu
lakukan itu, dan itulah kemenangan yang besar." (QS. Al-Taubah: 111)
Al-'Imad
ibnu Katsir berkata: "Allah Ta'ala mengabarkan bahwa Dia memberi ganti
dari jiwa dan harta benda para hamba-Nya yang beriman dengan surga karena
mereka telah rela berkorban di jalan-Nya. ini merupakan karunia, kemuliaan dan
kebaikan-Nya."
Jika ada orang
ekstrim kiri mengatakan, oh itu kan jihad bermakna qital yang tidak
relevan dengan zaman sekarang karena versi mereka jihad bermakna qital baru ada jika muslim diperangi. Kalau masih
aman tentram tidak boleh ada qital.
Boros saya yang
bukan pakar bahasa (lingius) , dari aspek filosofis ilmu linguistis meudagang
itu sangat mengarah ke jual beli bermakna hakikat bukan majaz.
Makna meudagang mengarah ke barter barang atau jasa, pun demekian di
dalam makna sesungguhnya jihad di jalan Allah semata mengharap ridha Allah
bukan Surga-Nya.
Dalam tinjauan khusus dunia pedagang (baca. Aneuk beut) juga penuh
perjuangan antara laba atau rugi.
berhasil atau gagal di masa meudagangnya. Dalam arti konkrit, rugi
disini adalah gagal menempah diri menjadi manusia berilmu, berakhlaqul
karimah dan tidak menjadi agen perubahan bagi keluarga, kaum dan
lingkungannya.
Hal ini lah
(Allah beli dari orang yang berani berjihad dalam arti yang luas) sangat
bersifat mengikat dengan adanya penjelasan dalam ayat Allah yang lain melarang
semua ke medan perang dan mesti ada dari meraka yang pergi menuntut ilmu
kemudian pulang memberi penerang bagi kaumnya.
Tidak
sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya (ke medan perang). Mengapa tidak
pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam
pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya
apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya
(Surat At-Taubah Ayat 122).
Peran aneuk buet
dan ulama
Sebelum
kemerdekaan
Sekalipun
masih dianak tirikan di negeri yang direbut dengan pekikan Allahu akbar ini,
sudah tak terbantahkan lagi mereka punya andil
besar dalam merebut dan mendirikan bangsa ini.
Dalam upaya mengusir penjajahan kolonial Belanda,
sikap para ulama yang kemudian diikuti oleh aneuk beut dan rakyat jelas
terlihat dari usaha membentuk laskar mujahidin yang terdiri dari para aneuk
beut dan masyarakat guna mengusir penjajahan dari bumi Serambi Mekkah. Hal
ini terus berlanjut hingga perang revolusi mempertahankan kemerdekaan.
Puncak dari dukungan para ulama dan aneuk beut
terhadap Republik Indonesia yang baru diproklamirkan adalah diterbitkannya
"Maklumat Ulama Seluruh Aceh" tanggal 15 oktober 1945. Maklumat ini
berisi fatwa bahwa perjuangan mempertahankan kemerdekaan Indonesia adalah sama
dengan perjuangan suci yang disebut perang sabil (jihad fi sabilillah),
dan merupakan sambungan dari perjuangan Aceh terdahulu seperti perjuangan Tgk. Chik di Tiro, dan pahlawan-pahlawan
kebangsaan yang lain. Maklumat penting ini diprakarsai dan ditanda-tangani oleh
empat ulama besar yaitu Tgk. H. Hasan Krueng Kalee, Tgk. Muhammad Daud
Beureueh, Tgk. H. Dja'far Sidik Lamjabat, dan Tgk. Ahmad Hasballah Indrapuri,
serta diketahui oleh Teuku Nyak Arief selaku residen Aceh dan di setujui oleh
Tuanku Mahmud selaku ketua Komite Nasional. (Sumber buku biografi Abu Hasan
Krueng Kalee).
Keluarnya maklumat ulama seluruh Aceh tersebut
sangat memberi dampak positif bagi pemerintahan baru RI saat itu. Meski tidak
sepenuhnya mewakili rakyat Aceh, maklumat tersebut sering ditafsirkan sebagai
pernyataan dukungan politik resmi rakyat Aceh terhadap Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
Disisi lain, maklumat itu juga berdampak terhadap adanya dukungan fisik
dan materil rakyat Aceh bagi membiayai perjuangan mempertahankan kemerdekaan
RI. Sehingga tidak mengherankan, dalam kunjungan pertama presiden Soekarno ke
Aceh Juni 1948, ia menegaskan bahwa Aceh dan segenap rakyatnya adalah modal
pertama bagi kemerdekaan Republik Indonesia.
Dua trik Snouck
redam perlawanan pribumi Aceh
Realitas
membuktikan bahwa Belanda sangat
kualahan melawan pergerakan ulama dan aneuk beut sehingga perlu dikirim
sarjana ke Mekkah menjadi orientalis yang pada akhirnya dikirim ke Aceh dan
Nusantara untuk mencari titik kelemahan kaum muslimin.
Pertama,
Dikotomi Islam dan Politik, Kronologis terjadinya kecurigaan Belanda
terhadap dayah di Aceh dan Indonesia,
karena dalam ajaran Islam pemerintahan Belanda merupakan pemerintahan kafir
yang wajib dilawan dengan jihad fi sabilillah.
Hasil
analisis Snouck Hurgronje Islam di Indonesia mesti pilah terbagi kepada dua
bagian besar yaitu Islam sebagai religius yang menyarankan kepada pemerintah
agar berlaku toleran agar tercipta ketenangan dan stabilitas, dan Islam sebagai
politik yang harus dicurigai dan diawasi secara teliti darimana datangnya,
terutama yang dipengaruhi oleh ulama dayah.
Salah
satu teori yang ampuh digunakan oleh Snouck adalah teori Emile Durkheim, Beberapa
taktik Pemerintah Belanda dalam memadamkan pergerakan dan perlawanan anuek
beut antara lain: depolitatsi
(pemisahan agama dan politik ) ulama, aneuk beut dan rakyat. Juga para
teungku rangkang dalam mengajarkan agama dalam pengawasan Belanda. Tersebab itu
ada beberapa pemuda pilih mendalami agama pergi ke Yan Kedah, Malaysia.
Kedua,
merusak solidaritas, Dalam perkuliahan
dan diskusi dengan penulis, menurut Kamaruzaman Bustamam Ahmad (KBA),
Antropolog ternama Aceh, Snouck berhasil merubah paradigma orang muslim Aceh terhadap
agama. Dari mendahulukan agama daripada adat ke mendahulukan adat daripada
agama. Sehingga sering kita dapati ada orang yang meninggalkan salat gara-gara peutimang adat. Dan juga
saling hujat tersebab beda majlis taklim atau majlis zikir.
Tipu muslihat itu sampai hari ini masih
kentara terasa. Mungkin karena muslim Aceh terlampau percaya kepada teungku
puteh (laqab Snouck) itu yang konon
hafiz Al Qur’an dan pernah menyamar menjadi muslim sehingga dipercayakan jadi
imam di Mesjid Raya Baiturrahman. Mesjid kebanggaan orang Aceh.
Hikayat prang
sabi bakar semangat juang muslim Aceh
Hikayat
ini sendiri dikarang Tgk. Chik Pante
Kulu pada tahun 1881, atas perintah Tgk. Chik Di Tiro. Menurut
sarjana Belanda bernama
Zentgraaf, hikayat Prang Sabi karangan ulama Aceh itu telah menjadi
momok yang sangat ditakuti Belanda, sehingga siapa saja yang diketahui
menyimpan, apalagi membaca hikayat Prang Sab, mereka akan mendapatkan hukuman
dari pemerintah Hindia-Belanda dengan membuangnya ke Papua atau Nusa Kembangan.
Sarjana
Belanda ini menyimpulkan bahwa belum pernah ada karya sastra di dunia yang
mampu membakar emosional manusia untuk rela berperang dan siap mati kecuali
hikayat Prang Sabi karya Teungku Chik Pante Kulu dari Aceh. Kalau pun ada karya
sastrawan Perancis La Marseillaise dalam masa Revolusi Perancis, dan karya
Common Sense dalam masa perang kemerdekaan Amerika, namun kedua karya sastra
itu tidak sebesar pengaruh hikayat Prang Sabi yang dihasilkan Muhammad Pante
Kulu. Senada juga yang dikatakan oleh Prof. Dr. Anthoni Reid, ahli sejarah
bangsa Australia.
Awal kemerdekaan
Peran
ulama dayah tak berhenti hanya sekedar memerdekakan Negara ini dari penjajahan Belanda namun juga
mengawalnya. Sebagaimana tercatat bahwa, setelah diproklamirkan kemerdekaan
Indonesia pada tahun 1945-1946 dayah
Darul Ihsan sekarang (dulu dayah Meunasah Blang) pernah menjadi markas laskar
mujahidin untuk melawan agresi Belanda
I. ketika dipimpin oleh Tgk Ibrahim
Payed, wakil kepala Tgk Idris Lamnyong.
Tak
berhenti disitu. Tgk. Ali as Su’udy
beserta para mujahidin dikerahkan untuk menjaga wilayah pesisir/pantai Aceh
Besar dari masuknya kembali pasukan Belanda yang sudah berada di perairan
Sabang.
Kwetika
itu, sekitar lima puluh aneuk beut dan
para mujahidin juga dikirim untuk berperang di Medan Area (Besitang dan
Pangkalan Brandan di Sumatera Utara) bergabung dengan pasukan tiga bataliyon
Aceh lainnya. Yaitu Bataliyon Kolonel Tgk Nurdin (murid Abu Hasan Krueng
Kalee), Bataliyon Teuku Hamzah dan
Bataliyon Yusuf. Kemudian hari dari itu, Dayah Darul Ihsan juga pernah menjadi markas Persindo pimpinan
Tgk. Syekh Marhaban, Ali Hasjimi, dan Tgk Nurdin.
Menjaga
Kedaulatan NKRI
Peran
ulama besar Aceh memang tidak bisa
dilupakan begitu saja. Ketika terjadi konflik DI/TII Aceh yang dipimpin oleh
Tgk Daud Beureueh para ulama kaum tua, Abu Hasan Krueng Kalee
Abuya Muda Waly, Teungku Abdul Salam Meuraksa, Teungku Saleh Mesigit Raya dan
ulama lainnya tidak mendukung gerakan ini bahkan Tgk Syihabuddin Syah (Abu
Keumala) murid dari Abuya Waly dengan lantang mensosialiasi fatwa haram
terlibat dalam DI/TII ban sigom Aceh dan digolongkan mereka dalam ahli bughat
(Separatis).
Bahkan
sampai hari ini tidak ada istilah kudeta pemerintahan yang sah dalam tiga besar
organisasi Islam, yakni Perti-Tarbiyah, Nahdhatul Ulama dan Al-washliyah selama
tidak dengan terang melawan perintah Allah SWT.
Kenapa jamaknya aneuk beut berjiwa militan? jawabnya adalah pada umumnya dayah membentuk manusia yang berjiwa ikhlas, berakhlaqul karimah, ta’dhim hormat dan hubbul wathan (cinta tanah air). Itulah sebabnya penulis panjang lebar mengulas makna meudagang baik yang tersirat maupun terlafadh.
Hari ini, mulai dari Sabang sampai Merauke kami kaum yang masih dimarjinalkan di negeri
ini telah menyediakan generasi terbaiknya kami menjadi tokoh pergerakan,
menteri, pahlwan hatta Presiden.
Ayoo Tolak lupa!!! Mari sejenak kita
membaca Naskah Pembukaan UUD 1945 alinea ketiga; “Atas berkat rahmat
Allah Yang Maha Kuasa dan dengan didorongkan oleh keinginan luhur, supaya
berkehidupan kebangsaan yang bebas, maka rakyat Indonesia menyatakan dengan ini
kemerdekaannya.”
Pertama, bahwa Tugu Emas
di Monas dan pesawat RI-01 itu hasil patungan kucuran keringat orang muslim Aceh, tentunya berkat seruan dari para ulama dayah.
Kedua, Ramadhan adalah
saksi sejarah puncak perjuangan kemerdekaan para ulama dan aneuk beut
bersama umat Islam. (Jum’at, 9 Ramadhan 1334 H/17 Agustus 1945).
Ketiga, Allah sudah
persiapkan Indonesia menjadi Negara muslim terbesar di dunia bukanlah kebetulan
tapi sudah tercatat di Lauhul Mahfudz.
Keempat, tambah sendiri.
sebagai pemantik penulis mulakan dengan kata-kata nabi Sulaiman as ketika
melihat kebesaran Allah mendatang singgahsana Ratu Balqis dalam sekejab mata “Haaza
min fadhli rabbi (ini termasuk kurnia Tuhanku Allah).
Penulis adalah; Guru
Dayah Darul Ihsan Abu Hasan Krueng Kalee, Alumni dayah Darul Muarrif Lam Ateuk
dan BUDI Lamno, Sektaris Jenderal Ikatan Penulis Santri Aceh (IPSA) dan juga
Panitia Lomba menulis hari Santri Nasional II.
Email: risalahbuyawoyla@gmail.com
Label:
Abu Hasan Krueng Kalee,
Wali Santri,
Yayasan
03.27
Darul Ihsan kembali wakili 4 Cabang MQK VI Nasional JATIM
![]() |
Musabaqah Tilawatil Kutub (MQK), Jambi, September 2014 |
Dayah Darul Ihsan
Abu Hasan Krueng Kalee kembali wakili 4 Cabang Musabaqah Qiraatil Kutub (MQK) - VI Tingkat Nasional di Jawa Timur November mendatang,
setelah lulus seleksi Kanwil Kemenag Provinsi Aceh, di Hotel Jeumpa, Banda Aceh
(19/9/2017).
Berikut nama dan cabang yang lulus; Kana
Rahmi (Balaghah Ulya Putri), Marjanul Hayat (Tarikh Wustha
Putra), Radhwa Yasmin (Tarikh Wustha Putri), dan Alvia Hasli Ramadhan
(Debat Bahasa Arab Putri).
Ketua Lembaga Bahasa Darul Ihsan,
Ustadz H. Muakhir Zakaria, MA mengatakan, Alhamdulillah kali ini juga masih
bertahan mengirim empat utusan walaupun sedikit berbeda cabang. Semoga utusan
yang kita kirim dapat mengharumkan nama dayah Aceh di tingkat Nasional.
Ustadz Muakhir menjabarkan, Pada MQK
KE- V 2014 di Jambi kita juga mengirim empat wakil, Muhammad Akmal (Debat
Bahasa Arab), Rifqi Rizqullah (Debat Bahasa Arab), Kana Rahmi (Fiqh Ulya
Putri), dan Raudhah Marzuki (Akhlak Ulya Putri) dan Alhamdulillah waktu
juga menjuarai beberapa cabang. (MHW)
Label:
Santri,
Tulisan Asaatizh
08.38
Saat ini, masyarakat dan bangsa ini tengah merayakan peringatan HUT Kemerdekaan Republik Indonesia ke-72 pada 17 Agustus 2017. Merdeka diartika terlepas dari segala belenggu penjajahan baik lahir maupun batin dalam berbagai bentuk.
Sementara bagi umat Islam, hakikat kemerdekaan dan kebebasan itu sendiri dimaknai dengan mendapatkan segala hak dan menunaikan kewajibannya sesuai ajara agamanya, yang diperintahkan Allah SWT, dengan tidak tunduk dan patuh kepada selain-Nya.
Khusus bagi masyarakat Aceh yang sudah resmi mendapatkan legalitas dari negara dengan aturan perundang-undangan yang ada untuk menjalankan syariat Islam secara kaffah, maka segala aturan hukum agama itu harus bisa dilaksanakan dengan penuh kebebasan dan merdeka tanpa ada tekanan dari pihak manapun.
Demikian antara lain disampaikan Ulama Mesir, Syeikh Abu Muaz Muhammed Abdul Hay al-Uwenah Al-Mishri saat mengisi pengajian rutin Kaukus Wartawan Peduli Syariat Islam (KWPSI) di Rumoh Aceh Kupi Luwak, Jeulingke, Rabu (16/8/2017) malam.
"Makna kemerdekaan yang hakiki bagi kita muslim adalah tidak mengikuti dan tunduk pada seseorang selain apa yang diperintahkan dan dilarang oleh Allah SWT. Begitu juga dengan Aceh, harus bisa merdeka dan bebas menjalankan segala aturan hukum Allah dengan diberlakukannya syariat Islam di daerah mulia ini," ujar Syeikh Abu Muaz.
Syaikhul makhad Darul Ihsan Abu Hasan Krueng Kalee dari Mesir ini menambahkan, sudah diberikannya hak khusus kepada Aceh sebagai satu-satunya provinsi di negara ini untuk menerapkan aturan syariat Islam oleh Pemerintah Negara Republik Indonesia dengan sebuah Undang-undang khusus sejak beberapa belas tahun silam, ini bisa dikatakan merupakan awal dari kemerdekaan Aceh untuk bisa hidup dan tunduk pada aturan Islam secara kaffah.
Karena ini merupakan suatu pilihan kebenaran bagi umat Islam di Aceh, maka jangan ragu atau terpengaruh sedikitpun dengan berbagai godaan untuk meninggalkannya. Hal ini sesuai dengan firman Allah dalam Alquran Surat Al-Baqarah ayat 147 yang artinya, "Kebenaran itu datang dari Rabb mu, maka janganlah sekali-kali kamu termasuk orang yang ragu dan meninggalkannya”.
"Hari ini Aceh sudah mendapatkan kemerdekaan untuk dapat menjalankan syariat Islam, dan karenanya kita bisa tanyakan kepada umat Islam Aceh, apakah kita sudah benar-benar merdeka dalam menjalankan syariat Allah ini atau masih ada hal-hal yang membelenggu syariat, tentu jawabannya ada diri masing-masing umat Islam di daerah ini," kata Abu Muaz yang didampingi penterjemahnya, Ustaz Muakhir Zakaria, S.Pd. I, MA selaku ketua Lembaga Bahasa Dayah Darul Ihsan.

Pada kesempatan tersebut, Syeikh Abu Muaz juga menjelaskan, kisah penjajahan yang dialami oleh negara-negara Islam sejak dulu zaman kekhalifahan Turki Usmani hingga mencapai kemerdekaan secara fisik sekarang ini, namun masih terjajah secara mental dan pikiran yang dibelenggu penjajah dari negara-nagara Eropa dan Barat di luar Islam.
"Hari ini masih banyak negara-negara Islam yang mengaku sudah merdeka dan berdaulat terjajah oleh negara-negara Islam, mentalnya, pemikirannya masih bisa diatur dan mengikuti apa maunya negara-negara barat dan Eropa sehingga umat Islam di negara tersebut menjadi lemah," sebutnya.
Salah satu tanda negara-negara Islam terjajah saat ini, lanjut Syeikh Abu Muaz adalah, ketika Palestina dicaplok dan dijajah oleh Israel sejak puluhan tahun silam hingga sekarang, banyak negara Islam yang diam saja, seolah-olah merestui apa dilakukan Israel dan koleganya Amerika dengan membantai umat Islam di Palestina, tanpa berbuat apapun untuk mencegahnya. (Mustafa W)
Aceh Harus Merdeka Menjalankan Syariat Islam

Sementara bagi umat Islam, hakikat kemerdekaan dan kebebasan itu sendiri dimaknai dengan mendapatkan segala hak dan menunaikan kewajibannya sesuai ajara agamanya, yang diperintahkan Allah SWT, dengan tidak tunduk dan patuh kepada selain-Nya.
Khusus bagi masyarakat Aceh yang sudah resmi mendapatkan legalitas dari negara dengan aturan perundang-undangan yang ada untuk menjalankan syariat Islam secara kaffah, maka segala aturan hukum agama itu harus bisa dilaksanakan dengan penuh kebebasan dan merdeka tanpa ada tekanan dari pihak manapun.
Demikian antara lain disampaikan Ulama Mesir, Syeikh Abu Muaz Muhammed Abdul Hay al-Uwenah Al-Mishri saat mengisi pengajian rutin Kaukus Wartawan Peduli Syariat Islam (KWPSI) di Rumoh Aceh Kupi Luwak, Jeulingke, Rabu (16/8/2017) malam.
"Makna kemerdekaan yang hakiki bagi kita muslim adalah tidak mengikuti dan tunduk pada seseorang selain apa yang diperintahkan dan dilarang oleh Allah SWT. Begitu juga dengan Aceh, harus bisa merdeka dan bebas menjalankan segala aturan hukum Allah dengan diberlakukannya syariat Islam di daerah mulia ini," ujar Syeikh Abu Muaz.
Syaikhul makhad Darul Ihsan Abu Hasan Krueng Kalee dari Mesir ini menambahkan, sudah diberikannya hak khusus kepada Aceh sebagai satu-satunya provinsi di negara ini untuk menerapkan aturan syariat Islam oleh Pemerintah Negara Republik Indonesia dengan sebuah Undang-undang khusus sejak beberapa belas tahun silam, ini bisa dikatakan merupakan awal dari kemerdekaan Aceh untuk bisa hidup dan tunduk pada aturan Islam secara kaffah.
Karena ini merupakan suatu pilihan kebenaran bagi umat Islam di Aceh, maka jangan ragu atau terpengaruh sedikitpun dengan berbagai godaan untuk meninggalkannya. Hal ini sesuai dengan firman Allah dalam Alquran Surat Al-Baqarah ayat 147 yang artinya, "Kebenaran itu datang dari Rabb mu, maka janganlah sekali-kali kamu termasuk orang yang ragu dan meninggalkannya”.
"Hari ini Aceh sudah mendapatkan kemerdekaan untuk dapat menjalankan syariat Islam, dan karenanya kita bisa tanyakan kepada umat Islam Aceh, apakah kita sudah benar-benar merdeka dalam menjalankan syariat Allah ini atau masih ada hal-hal yang membelenggu syariat, tentu jawabannya ada diri masing-masing umat Islam di daerah ini," kata Abu Muaz yang didampingi penterjemahnya, Ustaz Muakhir Zakaria, S.Pd. I, MA selaku ketua Lembaga Bahasa Dayah Darul Ihsan.
Menurutnya, menjadi iman atau kufur kepada Allah SWT adalah suatu pilihan bagi umat manusia di muka bumi ini, dan Allah mempersilahkan untuk memilih apa saja sesuai keinginan hatinya dan tentunya akan menerima segala konsekuensi dari apa yang telah dipilihnya itu. Jika memilih beriman kepada Allah balasannya adalah surga dan jika memilih kufur balasannya adalah neraka sebagai tempat siksaan yang amat pedih.
"Tugas kita, ingatkanlah mereka untuk memilih yang benar, tapi bukan kita bukan orang yang memaksa pilihan mereka. Jika seseorang sudah memilih dan mengakui tiada Tuhan selain Allah SWT dan Nabi Muhammad SAW utusan Allah maka seseorang itu harus memerdekakan dirinya dari ketergantungan kepada selain Allah SWT. Kita membebaskan diri dari hukum-hukum selain Allah SWT, artinya hanya bergantung kepada hukum Allah," ungkapnya.
"Tugas kita, ingatkanlah mereka untuk memilih yang benar, tapi bukan kita bukan orang yang memaksa pilihan mereka. Jika seseorang sudah memilih dan mengakui tiada Tuhan selain Allah SWT dan Nabi Muhammad SAW utusan Allah maka seseorang itu harus memerdekakan dirinya dari ketergantungan kepada selain Allah SWT. Kita membebaskan diri dari hukum-hukum selain Allah SWT, artinya hanya bergantung kepada hukum Allah," ungkapnya.

Pada kesempatan tersebut, Syeikh Abu Muaz juga menjelaskan, kisah penjajahan yang dialami oleh negara-negara Islam sejak dulu zaman kekhalifahan Turki Usmani hingga mencapai kemerdekaan secara fisik sekarang ini, namun masih terjajah secara mental dan pikiran yang dibelenggu penjajah dari negara-nagara Eropa dan Barat di luar Islam.
"Hari ini masih banyak negara-negara Islam yang mengaku sudah merdeka dan berdaulat terjajah oleh negara-negara Islam, mentalnya, pemikirannya masih bisa diatur dan mengikuti apa maunya negara-negara barat dan Eropa sehingga umat Islam di negara tersebut menjadi lemah," sebutnya.
Salah satu tanda negara-negara Islam terjajah saat ini, lanjut Syeikh Abu Muaz adalah, ketika Palestina dicaplok dan dijajah oleh Israel sejak puluhan tahun silam hingga sekarang, banyak negara Islam yang diam saja, seolah-olah merestui apa dilakukan Israel dan koleganya Amerika dengan membantai umat Islam di Palestina, tanpa berbuat apapun untuk mencegahnya. (Mustafa W)
Label:
Dayah
04.20
Dukung Kemerdekaan RI dengan MAKLUMAT ULAMA SELURUH ACEH
MAKLUMAT ULAMA SELURUH ACEH
(Bahasa disesuaikan dengan EYD)
Perang dunia kedua yang maha dahsyat telah tamat. Sekarang di
Barat dan di Timur oleh 4 Kerajaan yang besar sedang diatur perdamaian dunia
yang abadi untuk keselamatan makhluk Allah. Dan Indonesia tanah tumpah darah
kita telah dimaklumkan kemerdekaannya kepada seluruh dunia serta telah berdiri
Republik Indonesia
dibawah pimpinan dari yang mulia maha pemimpin kita Ir. SOEKARNO.
Belanda adalah satu kerajaan yang kecil serta miskin. Satu negeri
yang kecil lehih kecil dari daerah Aceh dan telah hancur lebur. Mereka sudah
bertindak melakukan kedhalimannya kepada tanah air kita Indonesia yang sudah merdeka dan
menolak dijajahnya kembali.
Kalau maksud yang jahanam itu berhasil maka pastilah mereka akan
memeras segala lapisan rakyat, merampas semua harta benda negara dan harta
rakyat dan segala kekayaan yang telah kita kumpulkan selama ini musnah sama
sekali. Mereka akan memperbudakkan rakyat Indonesia
menjadi hambanya kembali dan menjalankan usaha untuk menghapus Agama Islam kita
yang suci serta menindas dan menghamhat kemuliaan dan kemakmuran bangsa Indonesia .
Di jawa bangsa Belanda serta kaki tangannya telah melakukan
keganasannya terhadap kemerdekaan Republik Indonesia hingga terjadi
pertempuran di beberapa tempat yang akhirnya kemenangan berada di pihak kita.
Sungguhpun begitu mereka belum juga insaf.
Segenap lapisan rakyat telah bersatu padu dengan patuh berdiri di
belakang maha pemimpin Ir. SOEKARNO untuk menunggu perintah dan kewajiban yang
akan dijalankan.
Menurut keyakinan kami bahwa perjuangan ini adalah perjuangan suci
yang disebut "PERANG SABIL ".
Maka
percayalah wahai bangsaku, bahwa perjuangan ini adalah sebagai sambungan
perjuangan dahulu di Aceh yang dipimpin oleh Almarhum Tgk. Ci di Tiro dan
pahlawan pahlawan kehangsaan yang lain.
Dari
sebab itu bangunlah wahai bangsaku sekalian, bersatu padu menyusun bahu
mengangkat langkah maju kemuka untuk mengikat jejak perjuangan nenek kita
dahulu. Tunduklah dengan patuh akan segala perintah-perintah pemimpin kita
untuk keselamatan Tanah Air, Agama dan Bangsa.
Kutaraja,
15 - 10 - 1945.
Atas
nama Ulama Seluruh Aceh.
Tgk.
Haji Hasan Krueng Kale
Tgk. M. Daud Beureureh
Tgk.
Haji Dja far Sidik Tgk. Haji Ahmad
Lamjabat
Hasballah Indrapuri
Disetujui
oleh: Diketahui oleh:
Ketua
Komite Nasional Daerah Aceb Residen Aceh
Tuwanku
Mahmud T. Nyak Arief
Sumber:
Mutiara Fahmi Razali Dkk, Tengku Haji Muhammad Hasan Krueng Kalee (Banda Aceh: Yayasan Darul Ihsan Tgk.H.Hasan Krueng Kalee, 2010).
Label:
Abu Hasan Krueng Kalee
02.55
Banda Aceh – Muhammad Akmal dan Rifqi Rizqullah berhasil meraih Perunggu (Juara III) debat bahasa Arab di Pekan Ilmiah, Olahrga, Seni dan Riset (PIONIR) VIII. sementara medali emas diraih oleh UIN Sunan Kalijaga Jogjakarta. Medali perak diraih oleh UIN Syarif Hidayatullah. Perhelatan Akbar ini diikuti oleh 50 PTAIN Se-Indonesia di Kampus UIN Ar-Raniry, Banda Aceh, (30/4/2017).
“Untuk berhasil menjadi peserta PIONIR Muhammad Akmal dan Rifqi Rizqullah mesti unggul dari delapan kelompok seleksi tingkat UIN Ar-Raniry. Tantangan yang lebih besar lagi ketika melewati tiga babak penyisihan. UIN Ar-Raniry tergabung bersama IAIN Bukit Tinggi, IAIN Kediri, UIN Sunan Ampel, IAIN Purwokerto. Alhamdulillah UIN Ar-Raniry lolos ke babak 16. Dibabak 16 UIN Ar-Raniry bertemu UIN Sunan Kalijaga Jogjakarta, UIN Gunung Djati Bandung dan IAIN Kediri,” terang Rifqi didampingi oleh Muhammad Akmal.
“kami bersyukur UIN Ar-Raniry dan UIN Jogja lolos ke babak 8 besar. Di babak 8 besar UIN Ar-Raniry berjumpa UIN Jogja, STAIN Kudus, IAIN Jember, UIN Ar-Raniry dan UIN Jogja lolos ke babak final. Di babak final dipertemukan 4 tim unggul yg terbagi 2 tim Pro dan kontra. tim pro UIN Sunan Kalijaga Jogjakarta dan UIN Ar-Raniry Banda Aceh sedangkan tim kontra UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan UIN Raden Intan Lampung,’’ tambah dua alumni terbaik Darul Ihsan tersebut.
Dr. Syahminan M. Ag sebagai ketua Language Development Center (LDC) mengatakan, kami bersyukur hasil capaian mahasiswa bahasa Arab. Walaupun tidak meraih juara I namun sudah ada peningkatan. Tahun sebelumnya Di PIONIR ke VII Palu, UIN Ar-Raniry hanya mendapatkan juara 4. (MHW)
DUA ALUMNI DARUL IHSAN, RAIH JUARA PERUNGGU DEBAT BAHASA ARAB DI PIONIR VIII
![]() |
Muhammad Akmal dan Rifqi Rizqullah menerima medali perunggu di PIONIR 2017 |
Banda Aceh – Muhammad Akmal dan Rifqi Rizqullah berhasil meraih Perunggu (Juara III) debat bahasa Arab di Pekan Ilmiah, Olahrga, Seni dan Riset (PIONIR) VIII. sementara medali emas diraih oleh UIN Sunan Kalijaga Jogjakarta. Medali perak diraih oleh UIN Syarif Hidayatullah. Perhelatan Akbar ini diikuti oleh 50 PTAIN Se-Indonesia di Kampus UIN Ar-Raniry, Banda Aceh, (30/4/2017).
“Untuk berhasil menjadi peserta PIONIR Muhammad Akmal dan Rifqi Rizqullah mesti unggul dari delapan kelompok seleksi tingkat UIN Ar-Raniry. Tantangan yang lebih besar lagi ketika melewati tiga babak penyisihan. UIN Ar-Raniry tergabung bersama IAIN Bukit Tinggi, IAIN Kediri, UIN Sunan Ampel, IAIN Purwokerto. Alhamdulillah UIN Ar-Raniry lolos ke babak 16. Dibabak 16 UIN Ar-Raniry bertemu UIN Sunan Kalijaga Jogjakarta, UIN Gunung Djati Bandung dan IAIN Kediri,” terang Rifqi didampingi oleh Muhammad Akmal.
“kami bersyukur UIN Ar-Raniry dan UIN Jogja lolos ke babak 8 besar. Di babak 8 besar UIN Ar-Raniry berjumpa UIN Jogja, STAIN Kudus, IAIN Jember, UIN Ar-Raniry dan UIN Jogja lolos ke babak final. Di babak final dipertemukan 4 tim unggul yg terbagi 2 tim Pro dan kontra. tim pro UIN Sunan Kalijaga Jogjakarta dan UIN Ar-Raniry Banda Aceh sedangkan tim kontra UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan UIN Raden Intan Lampung,’’ tambah dua alumni terbaik Darul Ihsan tersebut.
Dr. Syahminan M. Ag sebagai ketua Language Development Center (LDC) mengatakan, kami bersyukur hasil capaian mahasiswa bahasa Arab. Walaupun tidak meraih juara I namun sudah ada peningkatan. Tahun sebelumnya Di PIONIR ke VII Palu, UIN Ar-Raniry hanya mendapatkan juara 4. (MHW)
Label:
Tulisan Santri,
Wali Santri
07.15
Darul Ihsan Kembali Buka Seleksi Santri Baru Tahun Pelajaran 2017/2018
Informasi lebih lanjut hubungi Contact Person;
Ust Mustafa Woyla 0852 7714 9334
Ust Attaillah 0812 6947 463
Ust Murtadha 0852 9654 7121
Ust Edi Syuhada 0852 6016 5765
Ust Faisal Anwar 0822 7478 1145
Syarat, Waktu Pendaftaran dan Biaya
CARA MENDAFTAR
1.
Mengisi Formulir
pendaftaran sesuai dengan lengkap.
2.
Melampirkan Fotokopi
Rapor 3 semester terakhir.
3.
Pasfoto 3x4 2 lembar dan
2x3 2
lembar.
4.
Mengikuti tes/ujian
masuk dengan sempurna.
SYARAT PENDAFTARAN ULANG
1. Lulus tes/ujian masuk.
2. Melengkapi berkas adminitrasi sebagai berikut:
a.
3 lembar Fotokopi
ijazah terlegalisir
b.
3 lembar Fotokopi
SKHUN khusus lulusan MTs/SMP
c.
1 lembar Fotokopi kartu
NISN/surat keterangan NISN dari sekolah asal.
d.
2 lembar Fotokopi KK dan
KTP Orang Tua/Wali
e.
2 Lembar fotokopi Akte
Kelahiran
3. Melunasi biaya masuk
WAKTU
PENDAFTARAN DAN TESTING
1. Pengambilan formulir/pendaftaran mulai
tanggal 5 Maret s/d 25 Maret 2017.
Setiap hari pukul 09.00 s/d 13.15
WIB dan pukul 16.30 s/d 18.00 WIB.
2. Tes/ujian masuk tanggal 26 Maret 2017
3. Pengumuman kelulusan tanggal 28 Maret
2017.
(Dilihat di Dayah atau Website:
darulihsanabuhasan.com)
4. Pendaftaran ulang mulai tanggal 28 Maret
s/d 9 April 2017
pukul 09.00 s/d 13.15 WIB dan pukul 16.30 s/d 18.00 WIB.
MATERI UJIAN TULISAN
Pengetahuan agama, Matematika, Ilmu
alam dan sosial. Khusus calon siswa Madrasah Aliyah ditambah bahasa Arab dan
bahasa Inggris.
BIAYA
Biaya pendaftaran Rp. 100.000
Biaya Pembangunan (Sekali selama di Dayah) Rp.
3.000.000
Biaya Asrama Rp. 275.000/tahun
Biaya Lemari dan Kasur Rp. 1.300.000
Biaya seragam batik, olahraga, simbol dan nama Rp. 250.000
Jumlah Rp. 4.925.000
Iuran Bulanan bulan pertama Rp. 625.000
TOTAL Rp. 5.550.000
Label:
Santri,
Wali Santri