Oleh
: Tgk. H. Mutiara Fahmi Razali, Lc. MA
بسم الله
الرحمن الرحيم
الحمد لله العزيز
الوهاب، الذي جعل القرأن هدى ورحمة لأولي الألباب، و جعل شهر رمضان مغفرة لمن تاب
وأناب. وصلى الله على المصطفى من أطهر الأنساب، وأشرف الأحساب، وعلى أله وأصحابه
خير أهل وأصحاب، وسلم تسليما كثيرا.
أشهد ان لا اله
الا الله وحده لا شريك له وأشهد ان سيدنا ونبينا محمدا رسول الله، بلغ الرسالة،
وأدى الامانة، ونصح الامة، وكشف الغمة، فتركنا على محجة بيضاء ليلها كنهارها
لايزيغ عنها الا هالك.
قال الله تعالى
فى القرآن الكريم : يأيها الذين آمنوا كتب عليكم الصيام كما كتب على الذين من
قبلكم لعلكم تتقون. وقال رسول الله صلعم: من صام رمضان ايمانا واحتسابا غفر له ما
تقدم من ذنبه.
اما بعد، فيَا
أَيُّهَا النَّاسُ
اتقوا الله حق تقاته ولا تموتن الا وانتم مسلمون
ويا أيها الناس،
اتقوا ربكم ان زلزلة الساعة لشيء عظيم.
ويا أيها الناس
اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا
زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ
الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا
واصيكم ونفسي
بتقوى الله بامتثال اوامره، واجتناب
نواهيه، لعلكم ترحمون.
Segala
puji kepada Allah swt Tuhan seru sekalian alam. Selawat beserta salam kita
sampaikan kepada Rasul junjungan alam
Muhammad ibnu Abdillah saw.
Kaum muslimin sidang jamaah Jumat yang dirahmati
Allah swt.
Mengawali
tausiah singkat kali ini yang bertemakan “Menyambut bulan suci Ramadhan 1435
H”, maka khatib ingin mengajak kita semua merenungi keagungan dan keutamaan
bulan Ramadhan tersebut dengan sebuah ilustrasi pertanyaan berikut ini ; Bagaimanakah
perasaan kita jika suatu ketika diberi tahu bahwa rumah kita akan dikunjungi
oleh seorang tamu yang teramat mulia, katakanlah seorang raja atau presiden? Kedatangannya
saja ke rumah kita sudah merupakan suatu penghormatan dan kemulian bagi kita. Apalagi jika kita tahu ternyata kedangannya justru
untuk memberi kita berbagai penghargaan, hadiah, dan oleh-oleh yang amat bernilai dan berkesan sepanjang hayat. Bagaimanakah perasaan
kita? Apakah kita akan biasa-biasa saja,
“cuek” acuh tak acuh menerima berita itu ataukah kita akan mempersiapkan kedatangan tamu mulia
itu dengan berbagai persiapan, baik secara fisik maupun mental, mempersiapkan
berbagai perencanaan, dari mulai penyambutan, penerimaan, akomodasi dan
makanan, hingga berbagai permohonan dan harapan yang ingin kita sampaikan
kepada sang raja tersebut, hingga mempersiapkan acara perpisahan dan pelepasan
yang amat berkesan saat kepulangannya nanti.
Kaum muslimin sidang Jumat yang dirahmati Allah
swt.
Sesungguhnya
tamu yang kita ilustrasikan tadi adalah bulan suci Ramadhan. Bulan yang penuh
dengan keberkahan, rahmat, pengampunan dan pembebasan dari api neraka. Adakah
yang lebih kita cintai dalam hidup didunia ini kecuali pengampunan Allah swt?
Jika
Allah menghendaki dan umur kita masih panjang, sebentar lagi tamu mulia ini
akan datang ke setiap rumah kita, ke masjid dan meunasah kita, ke kampong dan
negeri kita. Maka, bagaimanakah kita akan menyambutnya? Apakah masih sama
seperti tahun-tahun yang sudah. Kedatangannya disambut dengan kemeriahan di
sepertiga yang pertama, lalu memasuki pertengahannya sedikit demi sedikit mulai
terlupakan dengan berbagai kesibukan duniawi yang justru mencerminkan kita
ingin ramadhan itu cepat berakhir dan berganti dengan hari raya.
Dalam
sebuah hadis yang diriwayatkan oleh imam Thabrani Rasulullah saw bersabda:
اَتَاكُمْ رَمَضَانُ سَيِّدُ الشُّهُوْرِ
فَمَرْحَبًا بِهِ وَاَهْلاً جَاءَ شَهْرُ الصِّيَامِ بِالبَرَكَاتِ فَاكْرِمْ بِهِ
مِنْ رَائِرٍ هُوَ اَتٍ
“Telah datang kepadamu bulan
Ramadhan, penghulu segala bulan. Maka selamat datang kepadanya. Telah datang
bulan puasa, membawa segala rupa keberkahan. Maka alangkah
mulianya tamu yang datang itu”.
Dalam riwayat lain oleh imam Ahmad, An-Nasa’i, dan Al-Baihaqi, dari Abu Hurairah rasul bersabda:
قَدْ جَاءَكُمْ شَهْرُ رَمَضَانَ شَهْرٌ
مُبَارَكٌ كَتَبَ اللّهُ عَلَيْكُمْ صِيَا مُهُ فِيْهِ تُفْتَحُ اَبْوَابَ
الجِنَانِ وَتُغْلَقُ اَبْوَابُ الجَحِيْمِ وَتُغَلُّ فِيْهِ الشَّيَاطِيْنُ
فِيْهِ لَيْلَةٌ خَيْرٌ مِنْ اَلْفِ شَهْرٍ مَنْ حُرِمَ خَيْرُ هَا فَقَدْ حُرِمَ
“Sungguh
telah datang kepada kalian bulan Ramadhan, bulan yang diberkati. Allah telah
mewajibkan atas kalian shaum padanya. Di dalamnya dibuka lebar-lebar
pintu-pintu surga, dan dikunci rapat-rapat pintu-pintu neraka, dan dibelenggu
syaithan-syaithan. Di dalamnya ada satu malam yang lebih baik daripada seribu
bulan. Barangsiapa tidak diberikan kepadanya kebajikan pada malam itu, berarti
diharamkan baginya segala rupa kebajikan”.
Jamaah shalat
Jumat yang dirahmati Allah..
Jika demikian keutamaan bulan Ramadhan, maka marilah kita sambut bulan suci Ramadhan
sebaik mungkin dengan beberapa adab dan
persiapan, diantaranya:
1. Memohon Doa kepada Allah agar diberi umur panjang dan kesehatan
jasmani dan rohani hingga dapat berjumpa dengan bulan suci Ramadhan .
Ketika kita
telah memasuki bulan rajab dan sya’ban, Rasulullah mengajarkan kita dengan doa
yang diriwayatkan oleh imam Ahmad dalam musnadnya dan Thabrani:
اللهم
بارك لنا في رجب وشعبان وبلغنا رمضان
Sebagaimana nabi
juga bertakbir dan berdoa dengan sebuah doa yang ma’tsur jika telah
melihat datangnya hilal ramadhan sebagaimana diriwayatkan oleh Turmuzi dan Ibn
Hibban dalam Shahihnya:
اللَّهُمَّ أَهِلَّهُ
عَلَيْنَا بِالْيُمْنِ وَالإِيمَانِ ، وَالسَّلامَةِ وَالإِسْلامِ ، رَبِّي
وَرَبُّكَ اللَّهُ
الله أكبر
“Dari Ibnu Umar
ra, dia
berkata, dulu Rasulullah SAW apabila melihat Al-Hilal beliau mengucapkan doa:
" Allah Maha Besar, ya Allah, tampakkan al-hilal itu kepada kami dengan
membawa keamanan dan keimanan, dengan keselamatan dan Islam, serta mendapat
taufik untuk menjalankan apa yang Engkau cintai dan Engkau Ridhai. Tuhanku dan Tuhanmu (wahai
bulan sabit) adalah Allah”
2. Menyambut ramadhan dengan Bersukacita dan gembira
dengan kedatangannya. Firman Allah dalam Yunus 58
قُلْ بِفَضْلِ اللَّهِ وَبِرَحْمَتِهِ
فَبِذَلِكَ فَلْيَفْرَحُوا هُوَ خَيْرٌ مِمَّا يَجْمَعُونَ [ يونس : 58].
Katakanlah:
"Dengan kurnia Allah dan rahmat-Nya, hendaklah dengan itu mereka
bergembira. kurnia Allah dan rahmat-Nya itu adalah lebih baik dari apa yang
mereka kumpulkan".
Bagaimana kita tidak bersukacira dan bergembira dengan
datangnya Ramadhan? Bukankah ia Bulan yang penuh dengan keberkahan,
pengampunan, dan pahala yang berlipat ganda? Dalam Hadis yang dikeluarkan oleh
ibn khuzaimah dalam kitab shahihnya daripada Salman, Rasulullah saw bersabda:
يَا أَيُّهَا النَّاسُ قَدْ أَظَلَّكُمْ
شَهْرٌ عَظِيمٌ مُبَارَكٌ، شَهْرٌ فِيهِ لَيْلَةٌ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ،
شَهْرٌ جَعَلَ الله صِيَامَهُ فَرِيضَةً، وَقِيَامَ لَيْلِهِ تَطَوُّعًا، مَن
تَقَرَّبَ فِيهِ بِخَصْلَةٍ مِن خِصَالِ الخَيْرِ كَانَ كَمَنْ أَدَّى فَرِيضَةً
فِيمَا سِوَاهُ، وَمَن أَدَّى فِيهِ فَرِيضَةً فِيهِ كَانَ كَمَنْ أَدَّى
سَبْعِينَ فَرِيضَةً فِيمَا سِوَاهُ، وَهُوَ شَهْرُ الصَّبْرِ، وَالصَّبْرُ
ثَوَابُهُ الجَنَّةُ، وَشَهْرُ الْمُوَاسَاةِ، وَشَهْرُ يُزَادُ فِيهِ الرِّزقِ
فِي رِزْقِ الْمُؤْمِنِ فِيهِ،
فَاسْتَكْثِرُوا فِيهِ مِن
أَرْبَعِ خِصَالٍ: خَصْلَتَيْنِ تُرْضُونَ بِهِمَا رَبَّكُمْ وَخَصْلَتَيْنِ لَا
غِنَى بِكُمْ عَنْهُمَا، فَأَمَّا الخَصْلَتَانِ اللَّتَانِ تُرْضُونَ بِهِمَا
رَبَّكُمْ: فَشَهَادَةُ أَن لَا
إلَهَ إلَّا اللهُ، وَتَسْتَغْفِرُونَهُ، وَأَمَّا الخَصْلَتَانِ اللَّتَانِ لَا
غِنَى بِكُمْ عَنْهُمَا: فَتَسْأَلُونَ اللهَ الجَنَّةَ، وَتَتَعَوَّذُونَ بِهِ
مِن النَّارِ.
“Wahai
segala manusia ! Telah dinaungi kamu sekalian oleh bulan yang diberkati, dan
bulan yang di dalamnya terdapat Lailatul Qadar, malam yang lebih baik daripada
seribu bulan.
Bulan yang diwajibkan Allah
berpuasa di dalamnya, Beribadah pada
malam harinya merupakan suatu amalan yang disuka). Barangsiapa mendekatkan diri kepada Allah dengan satu
kebaikan, adalah ia seperti seorang yang telah menunaikan satu kewajiban di
bulan lain. Dan barangsiapa menunaikan satu kewajiban di bulan Ramadhan adalah
ia seperti seorang yang menunaikan tujuh puluh kewajiban di bulan lain. Ramadhan adalah bulan shabar. Dan shabar itu balasannya tidak lain adalah syurga. Ramadhan
itu ialah bulan (di mana Allah) memberikan berbagai pertolongan, dan bulan (di
mana Allah) menambahkan rezki orang-orang yang beriman.
Perbanyaklah
dalam bulan (Ramadhan) itu empat perkara, dua perkara untuk kamu mencari keridhaan
Tuhanmu, dan dua perkara lagi yang kamu sangat perlu padanya. Adapun dua
perkara yang mencari keridhaan Allah ialah dengan mengucapkan kalimat tauhid
dan istighfar : اَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلَهَ اِلاَّ الله
اَسْتَغْفِرُالله
Sedangkan dua perkara lagi yang sangat kamu perluka ialah ucapan :
اِنِّيْ اَسْئَلُكَ الْجَنَّةَ
وَاَعُوْذُبِكَ مِنَ النَّارِ ”Sesungguhnya aku memohon kepada-Mu syurga, dan aku
berlindung kepada-Mu dari api neraka”.
3. Menyiapkan diri untuk dengan cara membuat perencanaan-perencanaan
sejak awal untuk memaksimalkan kualitas dan kuantitas ibadah di bulan ramadhan. Dalam kehidupan sehari2 kita selalu mempersiapkan
berbagai perencanaan, perencanaan keuangan, pendidikan, kesehatan, dan lainnya yang
bertujuan guna tercapainya keuntungan yang maksimal dari suatu program. Bahkan
mungkin sebagian kita telah pula mempersiapkan berbagai macam asuransi dan
jaminan bagi keluarganya untuk menghadapi berbagai kemungkinan jika meninggal
dunia. Lantas Kenapa kita lupa dan lalai
menyiapkan persiapan untuk diri kita sendiri
guna keuntungan kita di hari kemudian? Hari yang merupakan kehidupan
abadi kita. Hari tiada guna harta, keluarga, sanak saudara, pangkat dan jabatan, kecuali amalan kita yang kita bawa serta
bersama?
Sudahkah
kita mengevaluasi hasil amalan ramadhan kita pada tahun yang lalu sebagai
perbandingan bagi perencanaan dan perbaikannya di tahun ini? Berapa juz bacaan
Alquran, berap malam shalat taraweh yang tertinggal, beerapa kali sempat salat
qiyamullail? Berapa banyak sedekah yang kita infaqkan?
Saiydina
Ali berkata: Barang siapa yang tidak mempersiapkan rencana dan memperhitungkan
berbagai resiko, maka satu saat kelak ia akan menyesal.
4. Mempersiapkan menyambut ramadhan dengan mengulang kaji
ilmu dan hukum terkait puasa dan zakat fitrah. Karena sesungguhnya tidak sah
amalan seseorang tanpa ia melaksakan amalan tersebut dengan syarat dan rukun tertentu. Syarat dan rukun
tentu tidak dapat kita ketahui tanpa kita pelajari. Allah swt berfirman dalam surat An Nahlu: 43
فَاسْأَلُوا
أَهْلَ الذِّكْرِ إِنْ كُنْتُمْ لَا تَعْلَمُونَ
Maka
bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan jika kamu tidak mengetahui,
Rasulullah
juga menegaskan bahwa menuntut ilmu hukumnya adalah fardhu ain bagi setiap
muslim. Ilmu fardhu ain yang dimaksud dalam hadis ini adalah ilmu agama yang
dengannya akan benar amal ibadah kita dan menyelamatkan kita dari azab neraka
kelak. Program tafaqquh fid din, tadabbur makna alquran dan
hukum-hukum mestinya juga menjadi perhatian kita selain amal ibadah rutin dalam
bulan ramadhan.
Ramadhan mestinya juga mencerminkan bulan persatuan
umat Islam karena ia adalah bulan yang penuh dengan syiar-syiar Keislaman. Sungguh miris dan ironi ketika
kita justru melihat sebagian orang yang
menjadikan bulan ramdhan sebagai ajang munculnya kembali perselisihan umat yang
berakibat kepada konflik-konflik sosial di tengah-tengah umat. Mulai dari perdebatan
metode penetuan awal ramadhan dan syawal dengan rukyah atau hisab, jumlah
rakaat shalat tarawih, penyaluran zakat fitrah dengan nilai uang dan lain
sebagainya. Persoalan ini biasanya muncul akibat
kurangnya wawasan keilmuan
atau ta’assub terhadap sesuatu pendapat yang terkadang justru menyalahi
pendapat jumhur.
Sesungguhnya
Agama Islam telah memiliki mekanisme yang sangat baik guna menghindari
terjadinya perselisihan dalam hal-serupa ini. Allah berfirman dalam surat An Nisa’: 59:
$pkr'¯»t tûïÏ%©!$# (#þqãYtB#uä (#qãèÏÛr& ©!$# (#qãèÏÛr&ur tAqß§9$# Í<'ré&ur ÍöDF{$# óOä3ZÏB ( bÎ*sù ÷Läêôãt»uZs? Îû &äóÓx« çnrãsù n<Î) «!$# ÉAqß§9$#ur bÎ) ÷LäêYä. tbqãZÏB÷sè? «!$$Î/ ÏQöquø9$#ur ÌÅzFy$# 4 y7Ï9ºs ×öyz ß`|¡ômr&ur ¸xÍrù's? ÇÎÒÈ
“Hai orang-orang yang beriman,
taatilah Allah dan taatilah Rasul (nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian
jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, Maka kembalikanlah ia kepada
Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada
Allah dan hari kemudian. yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik
akibatnya.”.
Ayat
ini mengandung dua makna utama. Pertama adanya kewajiban untuk taat kepada
Allah, taat kepada Rasul, dan para ulil amri. Kedua, perintah agar kembali
kepada sumber-sumber hukum Islam jika terjadi perselisihan dalam berbagai
permasalahan. Adapun tafsir dari kata ulil
amri sebagaimana diriwayatkan oleh para sahabat dan dinukilkan oleh imam
Ibn Jarir at Thabary dalam tafsirnya جامع
البيان عن تأويل آى القرآن dapat
disimpulkan kepada tiga pendapat. pertama para pemimpin atau umara, kedua para
ulama dan ahli fiqih, dan ketiga para sahabat rasul atau lebih khusus ada yang
menyatakan khalifah Abu Bakar ra dan Umar ra.
Atas
dasar ini, selaku umat Islam pada hakikatnya kita dituntut untuk taat kepada para
pemimpin khususnya dalam persoalan khilafiyah seperti ini. Sebab qaedah ushul
menegaskan حكم القاضى يرفع الخلاف“Hukmul Qadhi
Yarfa’ul Khilaf”
artinya putusan dari hakim ataupun penguasa dapat menghilangkan
perselisihan. Oleh karenanya peran Kementerian Agama dalam hal ini sangat
penting untuk dijadikan sandaran. Kalaupun sebagian berdalih bahwa pemerintah
tidak dapat ditaati dengan berbagai argumen yang sebenarnya kurang beralasan,
maka kita masih dapat mengambil pendapat kedua yang menyatakan bahwa para ulama
dan ahli fiqih adalah para ulil amri yang wajib ditaati. Dalam persoalan
penetuan ramadhan misalnya seluruh imam mazhab yang empat (Hanafi, Maliki,
Syafi’i, Hanbali) sepakat bahwa metode yang wajib ditaati adalajh ru’yah al
hilal atas dasar hadis shahih daripada rasulullah saw daripada riwayat
Bukhari dan Muslim: Shumu liru’yatihi
wafthiru lirukyatih. Apalagi jika kita berpegang bahwa makna ulil amri
itu adalah para sahabat rasul atau dengan kata lain memahami makna ijma’
sahabat sebagai salah satu sumber hukum maka perselisihan tentang berbagai
persoalan dalam ibadah puasa mestinya dapat kita hindari. Maka oleh karenanya,
mekanisme yang diatur oleh Allah swt dalam ayat tadi sudah sangat tepat untuk
menyelesaikan berbagai potensi konflik dan khilafiyah dalam berbagai persoalan
umat.
Sidang jamah yang berbahagia..
Demikianlah beberapa hal yang dapat kita persiapkan
dalam rangka menghadapi bulan suci ramadhan.
Marilah kita sambut bulan suci ini dengan penuh sukacita, kegembiraan,
persiapan yang matang, baik secara fisik maupun
mental, membuat perencanaan-perencanaan
amalan ibadah, demi mencapai target kualitas keimanan
dan ketaqwaan kita dari tahun ke tahun.
Ya
Allah berkatilah hidup kami dalam bulan rajab dan sya’ban ini dan sampaikanlah
umurkami hingga dapat berjumpa dengan bulan Ramadhan..
بارك الله لى ولكم فى
القرأن العظيم ونفعنى واياكم بمافيه من الايات والذكرالحكيم، وتقبل منى ومنكم
تلاوته، فاستغفروه انه هوالغفورالرحيم، وتوبوا الى الله ايها المؤمنون، التائب من
الذنب كمن لا ذنب له، او كما قال : كما تدين تدان
+ komentar + 1 komentar
mohon share untuk dibaca di masjid
Posting Komentar